Pernah denger yang namana lucky girl syndrome? Istilah ini sempat populer di TikTok, bahkan hingga sekarang.
Sebenarnya ini mirip dengan konsep manifestasi yang udah pernah gue tulis. Artikel selengkapnya tentenag manifesting bisa lo baca di sini.
Dilansir dari harpersbazaar.com, lucky girl syndrome adalah tren online dengan kepercayaan kalau lo berulang kali memberi tahu alam semesta betapa beruntungnya lo dan percaya bisa mendapatkan apa yang lo inginkan, maka lo akan mendapatkannya. Contohnya, promosi kerja, kenaikan gaji, pacar, dan lain-lain. Intinya lo melakukan afirmasi positif setiap harinya.
Namun, perlu diperhatikan kalau lucky girl syndrome punya kelebihan dan kekurangannya. Kalau lo bangun kesiangan, jalanan macet, gak mungkin lo sampai tepat waktu ke kantor dengan hanya mengandalkan manifestasi, dong.
Sisi Positif Lucky Girl Syndrome
Oleh karena itu, ini dia beberapa keuntungan yang bisa diambil dari lucky girl syndrome.
Dilansir dari parents.com, menurut Jeanette Lorandini, Licensed Clinical Social Worker, percaya kalau sesuatu yang baik akan datang dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang yang bsia membantunya melewati rintangan.
Selain itu, cara berfikir yang positif dan optimis, disertai goal-driven behavior juga akan sangat membantu.
Sisi Negatif Lucky Girl Syndrome
Sisi negatif yang mungkin gak disadari banyak orang dari lucky girl syndrome adalah mereka akan kecewa kalau manifestasi mereka gak jadi kenyataan.
Lucky girl syndrome juga bisa berujung pada toxic positivity. Selain itu, kalau mereka gagal, mereka akan cenderung menyalahkan diri mereka sendiri karena gak cukup “manifesting”.
Banyak juga yang gak bisa melihat bahwa memang ada beberapa orang yang punya privilege dan gak membiarkan emosi dan perasaan negatif, padahal itu adalah bagian dari hidup. Makanya bisa berujung pada toxic positivity.