Pernah gak lo merasa gak percaya diri, anxious kalau lo gak sebaik yang orang-orang kira. Kalo iya, mungkin lo punya yang namanya imposter syndrome.
Dilansir dari psychologytoday.com, orang yang menderita imposter syndrome percaya kalau mereka gak pantas atas apa yang mereka capai. Mereka merasa kalau mereka gak sekompeten dan gak sepintar yang orang lain pikirkan tentang mereka, dan mereka takut ketahuan.
Padahal, bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri, seseorang yang berjuang dengan imposter syndrome biasanya punya prestasi yang tinggi dan menduduki jabatan tinggi di kantor, atau punya latar belakang pendidikan yang bagus.
Sindrom imposter mungkin terlihat gak berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari, tapi, nyatanya bisa mengganggu kehidupan pribadi dan profesional seseorang. Hingga bisa menghambat pertumbuhan dan kesuksesan juga.
Makanya, kita bakal mengupas bareng apa yang menyebabkan dan gimana cara mengatasi imposter syndrome.
Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab seseorang punya sindrom imposter. Dilansir dari betterup.com, penelitian sudah menunjukan sindrom imposter berasal dari beberapa kombinasi ini:
1. Faktor Keluarga
Perlakuan orang terdekat tentu sangat berpengaruh pada perkembangan sifat seseorang. Anak yang tumbuh dikelilingi tuntutan atau tekanan berlebihan bisa menyebabkan sindrom imposter.
Misalnya, seorang anak yang dengan bangganya ngasi tau ke orangtuanya kalau dia juara 2 di kelas. Anak itu mengira orangtuanya bakal senang kalau tau, tapi ternyata orangtuanya malah nanya “kenapa gak juara 1?”
Itulah yang menyebabkan anak akan tumbuh besar dengan meragukan kemampuannya sendiri dan menganggap ekspektasi orang lain kepada mereka sangat tinggi, hingga gak mampu dicapai.
2. Perfeksionis
Orang yang perfeksionis punya tendensi untuk menetapkan standar yang gak realistis terhadap diri mereka sendiri.
Ketika mereka gak bisa mencapai standar yang mereka buat itu, mereka bakal merasa mereka adalah seseorang yang gagal dan takut terekspos sebagai seorang imposter.
3. Suka membandingkan diri
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara berlebihan bisa berujung pada perasaan gak pernah cukup dengan diri sendiri, apalagi sekarang kita semua terhubung melalui sosial media, dimana semua orang berebutan memamerkan kesuksessan atau kekayaan mereka.
Karena semua orang di sosial media hanya nunjukin pas mereka lagi di atas-atasnya, dan mungkin lo ngeliat itu pas lo lagi not in your best position, bisa jadi lo merasa gagal.
4. Menganggap kesuksesan adalah hasil eksternal
Instead of mengakui kerja keras dan kemampuan mereka, orang dengan sindrom imposter mengatribusikan kesuksesan mereka pada keberuntungan atau faktor eksternal,
Kalo keseringan begitu, mereka jadi lebih gak percaya diri, merasa kemampuan mereka gak cukup, dan berujung pada gak berani untuk melangkah maju.
Gimana cara mengatasi imposter syndrome?
Untuk mengatasi sindrom imposter, butuh perubahan mindset seseorang tentang kemampuan mereka sendiri.
Mereka yang punya sindrom imposter sering merasa mereka kurang mampu, kurang pantas, atau kurang baik. Mengakui kemampuan dan prestasi mereka sendiri adalah kunci untuk mengingkatkan kalau mereka layak berada di posisi mereka yang sekarang.
Setiap orang harus tetap stay on track dan fokus pada pencapaian mereka, goals kecil mereka, yang pasti berbeda-beda masing-masing orang. Makanya, gak bisa lo bandingin pencapaian lo dengan orang lain, karena kalian mulai dari titik yang beda dan melewati proses yang berbeda juga.
Ketika lo mulai meragukan diri sendiri, ingat kalau gak ada orang yang sempurna. Setiap orang hanya bisa melakukan apa yang terbaik sesuati dengan kemampuan mereka sendiri, termasuk lo.