Food For Thoughts

Snapchat Dysmorphia, Ciri dan Cara Mengatasinya

Siapa yang gak pernah selfie atau posting story Snapchat atau Instagram pakai filter? Gue yakin sebagian besar dari kalian pasti pernah. Perlu kalian ketahui kalau ada yang namanya Snapchat Dysmorphia.

Snapchat merupakan sebuah aplikasi pesan dalam format foto yang digandrungi banyak orang di Indonesia sejak tahun 2014. 

Sebenarnya, sistem stories yang sekarang ada di Instagram, WA atau FB berasal dari Snapchat yang menciptakan fitur itu tahun 2013, tapi belum dikenal dengan nama stories.

Pada waktu itu, Snapchat merupakan aplikasi yang memiliki keunikkan dibandingkan aplikasi lainnya. Jika aplikasi lain menawarkan fitur dimana pesan akna tersimpan secara permanen, Snapchat justru sebaliknya.

Pesan dalam bentuk foto dan video hanya bertahan selama 24 jam, setelah itu terhapus secara otomatis.

Ciri khas lain snapchat adalah adanya filter-filter yang bsia membuat orang tampak lebih cantik dan tampil sempurna di depan kamera.

Dengan adanya filter, sistem stories pun semakin digemari. Orang mulai berlomba-lomba mengabadikan kehidupan mereka lewat fitur stories. Lambat laun, banyak media sosial yang akhirnya turut meniru fitur ini.

Dari situ bermula orang-orang semakin kecanduan menggunakan filter dan bahkan ada yang enggan mengunggah stories atau posting foto di Instagram tanpa filter.

Tentu saja semua orang mau jaga image dan hanya menampilkan sisi terbaik mereka saja. Kecanduan orang-orang terhadap filter akhirnya memunculkan istilah Snapchat dysmorphia.

Menggunakan filter memang gak ada salahnya. Lo bisa mengeksplore berbagai gaya riasan, warna rambut, dan lainnya.

Tapi, kalau Lo sudah terlalu sering terpapar oleh foto orang dengan filter, maka antara ekspektasi dan realita Lo punya jarak yang besar, sampai kadang Lo bisa lupa kalau setiap manusia itu gak sempurna.

Ciri-ciri snapchat dysmorphia

snapchat dysmorphia

Snapchat Dysmorphia bukan diagnosa gangguan mental resmi, sehingga para ahli belum mendefinisikan atau menentukan gejala standarnya.

Istilah Snapchat Dysmorphia ini berawal dari para dokter ahli bedah plastik yang melaporkan kalau pasien mereka ingin dioperasi plastik sesuai dengan foto mereka versi yang difilter.

Mungkin Lo sendiri juga pernah pernah menggunakan filter atau ngedit foto muka Lo, menghilangkan tekstur, jerawat, atau hal lain supaya wajah Lo tampak sempurna.

Hal itu gak termasuk Snapchat Dysmorphia. Untuk itu, ini dia beberapa ciri-ciri kebiasaan selfie dengan filter Lo sudah mengkhawatirkan.

  • Lo sibuk sendiri dengan kekurangan di wajah Lo yang padahal orang lain gak notice. Misalnya bentuk alis, mata, atau yang lainnya.
  • Lo terpaku dengan selfie berfilter, sampai-sampai Lo yang didunia nyata udah beda jauh dengan selfie Lo itu
  • Lo menghabiskan terlalu banyak waktu untuk selfie, dan selfie lagi, ngedit, dan memberikan filter sampai selfie Lo “sempurna”
  • Lo sering melihat kembali selfie lama untuk menemukan cela dan ketidaksempurnaan di wajah Lo
  • Sering membandingkan diri sendiri dan orang lain, sehingga Lo merasa gak senang dengan penampilan sendiri
  • Lo percaya kalau versi diri Lo yang diberi filter lebih terasa seperti diri Lo yang sebenarya, dibandingkan dengan Lo di dunia nyata
  • Selfie, ngedit, dan posting foto mengarah pada emosi-emosi yang tidak menyenangkan, seperti anxiety
  • Semakin banyak waktu yang Lo habiskan untuk selfie, semakin Lo merasa buruk tentang penampilan sendiri

Snapchat Dysmorphia bisa dimengerti saat Lo selfie atau ngedit foto udah gak terasa seru lagi, justru membuat stres dan khawatir.

Meskipun begitu, Lo tetap gak bisa berhenti melakukannya.

Kalau Lo merasa sudah memiliki tandad-tanda Snapchat dysmorphia seperti di atas, maka ada baiknya Lo istirahat terlebih dahulu dari sosial media.

Belum merasa siap untuk lepas dari sosial media, ini beberapa hal yang bisa Lo lakukan:

snapchat dysmorphia
  • Berikan time limit. Jika biasanya Lo bisa menghabiskan sekitar 1 jam untuk selfie dan ngedit, potong jadi 30 menit aja
  • Mengubah cara foto. Instead of selfie, Lo bisa megunggah atau mengirimkan situasi di sekitar Lo. abadikan momen itu.
  • Pertimbangkan circle pertemanan Lo. kalau teman-teman circle Lo selalu post selfie yang udah dikasi filter, Lo lebih mungkin merasa harus melakukannya juga supaya bisa keeping up dengan mereka
  • Hindari membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal ini mungkin mudah dikatakan tapi ngak mudah dilakukan. Kalau Lo udah mulai membandingkan diri dengan orang lain yang Lo lihat di sosial media, ingat, mereka juga sama seperti Lo yang hanya mengunggah semua yang tampak sempurna

Saat Lo sering mengkhawatirkan penampilan Lo dan  itu sudah mengganggu mood serta aktivitas sehari-hari, maka itu tandanya Lo butuh tenaga ahli.

Related posts
Food For Thoughts

Kenapa sih Orang Suka Gossip?

Food For Thoughts

Negativity Bias, Ketika Lo Cuma Fokus Sama Hal Negatif

Food For Thoughts

Anak Kedua Lebih Sering Jadi Pembuat Masalah

Food For Thoughts

Orang yang Terobsesi Sama Seleb Kurang Cerdas ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *