Lifestyle

Cofounder Instagram: Instagram Kehilangan Jiwanya

Sosial media Instagram sekarang sudah menjadi marketplace bagi para influencer. Lebih banyak iklan daripada orang berbagi cerita tentang keseharian mereka. Kevin Systrom, cofounder Instagram tidak senang akan hal itu.

Menurutnya, Instagram telah kehilangan nyawa, yang dulunya membuat Instagram adalah Instagram.

Dilansir dari businessinsider.com, Systrom dulu sering membuka Instagram untuk melihat apa yang sedang dilakukan teman atau kerabatnya. 

Sekarang, Instagram lebih platform komersial tempat brand dan influencer jualan.

Gue cukup paham, sih, dengan ungkapan sang co-founder ini. Dulu kita sering pakai Instagram untuk catch up sama teman atau keluarga jauh. Biar kita gak saling ketinggalan apa yang sedang terjadi di hidup mereka.

Sementara sekarang, tiap buka Instagram, isinya iklan, brand, dan influencer. Sebetulnya gak ada yang salah juga dengan hal itu. Toh, cara kita cari duit juga beda-beda, dan sah-sah aja, selama gak ada pihak yang dirugikan, bukan?

Mungkin nyawa yang dimaksudkan Systrom adalah itu. Nilai “kekeluargaan” dan “kehangatan” dari Instagram berubah jadi “komersial”.

Mungkin Lo juga punya temen yang dulunya sering nge-post keseharian dia, dia kemana aja, sama siapa, sekarang jadi lebih sering posting iklan, promosi produk, dan lainnya.

Systrom mengatakan masalahnya adalah Instagram menjadi tempat yang besar untuk menampung brand, kreator, iklan, dan lainnya. Sampai-sampai, semua orang mencoba tampak seperti orang paling bahagia, paling kaya, paling good looking, dan punya hidup yang paling sempurna.

Hal ini bisa menciptakan dinamika yang berbahaya bagi pengguna Instagram lainnya. Iya, untuk kita yang bukan kreator, bukan brand, dan kebanyakan adalah konsumen konten Instagram.

Kita bisa-bisa tertipu dan mulai membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang kurang realistis.

Percaya, deh, apa yang orang-orang tunjukan di sosial media, itu hanya sedikit dari bagian kehidupan mereka. Dan kebanyakkan hanya nge-post hal-hal terbaik dalam hidup mereka aja.

That, to me, is not the Instagram we started,” kata Systrom.

Jadi, apakah lo juga relate dengan pendapatnya Systrom?

Related posts
Current AffairsLifestyle

Mindblown Toys yang Sold Out di Comic Con Indonesia Hadir Kembali

Current AffairsLifestyle

KAWS: HOLIDAY Indonesia, Sang Seniman Sempat Berkunjung ke Art Jog 2023

Food For ThoughtsLifestyle

Kenapa Orang Bisa Percaya Sama Zodiak?

Food For ThoughtsLifestyle

Hubungan Lebih Bahagia Kalau Jarang Posting Sosial Media?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *