Setiap hubungan pasti gak selamanya berjalan mulus, pasti ada berantemnya, baik masalah kecil yang sepele, sampai masalah yang besar. Gak jarang orang yang memilih silent treatment sebagai solusi.
Silent treatment adalah ketika Lo atau pasangan Lo memilih untuk cuek dan mendiamkan konflik yang sering terjadi, instead of menyelesaikan dan mencari solusi.
Dilansir magdalene.co, silent treatment adalah sikap yang dipilih untuk menghadapi seseorang dengan cara mendiamkannya. Tidak mengajak ngobrol, tidak melakukan eye contact, atau menganggap orang itu tidak ada.
Biasanya silent treatment terjadi saat seseorang sedang emosi, kesal, stres, atau lelah.
Kadang, memilih untuk diam saat sedang emosi memang dibutuhkan, karena dengan begitu, kata-kata yang menyakitkan gak akan keluar, sehingga gak menyakitkan orang lain.
Tapi, kebanyakkan orang justru diam terlalu lama. Padahal, salah satu kunci hubungan yang baik adalah komunikasi yang lancar.
Walaupun mirip, sebenarnya silent treatment berbeda dengan menunda berbicara. Lo boleh aja diam dulu untuk menenangkan diri dan meredakan emosi. Tapi jangan terlalu lama dan jangan sampai Lo mendiamkan permasalahannya doang. Silent treatment sering terjadi tanpa disengaja.
Lalu, bagaimana cara membedakan silent treatment dan hanya butuh waktu?
Secara umum, silent treatment adalah taktik manipulatif yang bisa membuat masalah penting dalam hubungan tidak terselesaikan.
Hal tersebut bisa membuat pasangan yang menerima silent treatment itu merasa tidak berharga, tidak dicintai, terluka, bingung, dan perasaan tidak enak lainnya.
Contoh silent treatment misalnya saat pasangan Lo terlambat datang untuk dinner sama Lo, dan Lo mulai bertanya kenapa dia bisa terlambat.
Instead of menjawab pertanyaan, pasangan Lo malah bilang gak mau menolak membahas masalah itu dan gak ngomong sama Lo sama sekali, bahkan mengabaikan Lo begitiu aja.
Penolakan seperti itulah yang dinamakan silent treatment. Jadi, berbeda dengan menbunda pembicaraan.
Kalau menunda pembicaraan, pasangan akan mengomunikasikannya terlebih dahulu, dan menandakan kalau masalahnya akan dibahas nanti, pada waktu yang lebih nyaman untuk Lo berdua.
Silent treatment itu bisa memunculkan rasa sakit hati dan kekecewaan terhadap orang yang menerimanya. Apalagi kalau hal ini terjadi terus menerus. Masalah gak selesai, dan penerima silent treatment bingung salahnya apa sampai didiamkan.
Akibatnya, penerima silent treatment akan merasa tidak dicintai dan ujung-ujungnya bisa menyebabkan perpisahan.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, biasanya silent treatment ini digunakan untuk menghindari percakapan karena gak tau mau ngomong apa atau mau menghindari konflik, tidak tau bagaimana mengekspresikan perasaan mereka, tapi mau pasangan mereka tau kalau mereka lagi ngambek, dan sebagai hukuman buat pasangan mereka.
Orang yang menggunakan silent treatment sebagai hukuman adalah bentuk emotional abuse atau kekerasan emosional.
Seseorang termasuk melakukan kekerasan emosional dengan silent treatment kalau:
- Mereka bermaksud untuk melukai pasangan dengan kebungkaman mereka
- Mereka mendiamkan pasangan dalam periode waktu yang lama
- Mereka berbicara dengan orang lain, tapi tidak dengan pasangan mereka
- Mereka menggunakan silent treatment sebagai hukuman agar pasangan merasa bersalah
Meskipun begitu, silent treatment gak hanya bisa terjadi di hubungan pacaran atau pernikahan, tapi juga bisa terjadi dalam lingkungan sekolah, kuliah, kerja, sampai keluarga.
Apakah Lo pernah mendapatkan silent treatment dari seseorang? Kalau pernah, Gue tau itu rasanya gak enak banget.
Ini dia beberapa hal yang bisa Lo lakukan saat mendapatkan silent treatment dari seseorang.
- Silent treatment sering terjadi tanpa disadari. Jadi, hal yang bisa Lo lakukan adalah dengan memberitahu apa yang sedang mereka lakukan. Misalnya Lo bilang “Gue merasa Lo menghindari telepon Gue,” dan sejenisnya.
- Gunakan kata “Gue”. Dengan menggunakan subjek “Gue”, Lo akan lebih fokus untuk menyampaikan perasaan Lo yang sebenarnya. Dibandingkan kalau menggunakan subjek “Lo,” biasanya akan menempatkan seseorang dalam posisi defensif.
- Lo pun harus ngertiin perasaan orang lain. Tanyakan pada lawan bicara bagaimana perasan mereka. Lo harus membuat mereka merasa kalau apa yang mereka rasakan itu penting dan valid. Jangan jadi defensif, tapi dengarkan dengan penuh empati. Tapi, kalau jawaban lawan bicara Lo mulai abusive, maka penting untuk memberikannya waktu sampai dia tenang.
- Lo gak perlu minta maaf kalau menerima silent treatment dari seseorang. Bagaimanapun, itu jalan yang mereka pilih untuk menyelesaikan masalah. Tapi, kalau Lo merasa ada kata-kata atau tindakan Lo yang dirasa menyakiti orang itu, maka jangan nunda buat minta maaf.
- Jangan paksa atua provokasi seseorang yang butuh waktu untuk menenangkan diri buat berbicara. Itu justru akan memperburuk suasana. Jangan lupa untuk saling berkomunikasi kalau memang butuh waktu untuk meredakan emosi, ya.
Sekarang Lo udah tau apa itu silent treatment dan gimana cara menghadapinya. Tidak ada salahnya untuk mencari bantuan profesional kalau Lo merasa sedang mendapat kekerasan emosional.