Pernah gak lo merasa menjadi pusat perhatian, dan yakin kalau semua orang disekitar lo memperhatikan kesalahan dan kekurangan terkecil yang lo buat?
Kalau iya, mungkin lo sedang mengalami yang namanya “spotlight effect.” Fenomena ini mengacu pada kecenderungan untuk percaya kalau lo selalu berada di bawah pengawasan semua orang, padahal nyatanya orang-orang bahkan gak sepeduli itu sama apa yang lo lakukan.
Spotlight effect berasal dari kesadaran diri bawaan kita dan keyakinan kalau kita menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar.
Kita sering merasa orang lain selalu memperhatikan dan mengingat perilaku, penampilan, dan kesalahan sosial yang kita lakukan, padahal sebanarnya enggak.
Coba lo bayangin diri lo berada di tengah, di bawah sorotan lampu yang terang, dikerumuni orang banyak. Nyatanya, para peneliti secara konsisten menunjukan kalau perspsi ini sering kali dibesar-besarkan diri kita sendiri.
Penyebab Spotlight Effect
- Egosentrisme: kita menafsirkan dunia melalui pengalaman yang kita alami sendiri, dan mengasumsikan orang lain juga begitu. Bias egosentris ini membuat kita percaya kalau orang lain lebih memperhatikan diri kita, lebih daripada kenyatannya.
- Keberadaan diri: Secara alami, kita lebih sadar akan pikiran, perasaan, dan perilaku kita sendiri daripada orang lain. Fokus pada diri sendiri ini dapat mengubah persepsi kita, membuat kita percaya bahwa orang lain juga sama perhatiannya ke kita, padahal enggak. Mereka pasti bakal lebih fokus sama diri mereka sendiri, sama seperti lo.
- Imaginary Audience: sebagai makhluk sosial, kita terus-menerus mengevaluasi diri kita sendiri. Hal ini bisa menimbulkan imaginary audience effect, dimana kita menganggap kalau semua orang mengamati dan menghakimi kita.
Spotlight effetct adalah bias psikologi umum yang membuat kita melebih-lebihkan sejauh mana orang memperhatikan kita.
Ingat, lo gak selalu jadi pusat perhatian semua orang. Tetap jadi diri lo sendiri dan nikmati kebebasan lo untuk benar-benar “ada” di lingkungan sekitar lo.