Pernah dengar istilah “hustle culture”? Atau mungkin Lo sendiri sedang dalam situasi itu? Hustle culture adalah budaya menormalisasikan bekerja lebih keras dan lebih banyak dari yang seharusnya. Hustle culture menempatkan pekerjaan di atas segala-galanya.
Fenomena hustle culture mengharuskan pokoknya lo harus sesibuk mungkin dan akan merasa bersalah kalau istirahat. Makanya, gak jarang para hustler ini berujung burnout, stress, dan punya kesehatan fisik dan mental yang buruk.
Lebih parahnya lagi, banyak orang yang tidak sadar kalau sedang terjebak dalam hustle culture. Dilansir dari IDN Times, Inilah beberapa ciri-ciri hustle culture, mungkin Lo salah satunya.
1. Tidak Pernah Puas Dengan Hasil Kerjaan
Meskipun Lo udah all out dalam mengerjakan pekerjaan Lo, tapi tetap merasa gak puas dengan hasilnya? Bisa jadi lo sedang terjebak di hustle culture.
Lo gak akan pernah puas dan selalu membandingkan kerjaan Lo dengan orang lain. Kalau kerjaan orang lain lebih baik, Lo gak senang.
Perasaan-perasaan itu bisa memicu hormon stress, sehingga lama kelamaan Lo gak enjoy lagi dengan kerjaan. Untuk itu, Lo harus belajar lebih bersyukur dengan apa yang Lo capai sekarang dan menerima kesuksesan orang lain.
2. Lo Merasa Bersalah Kalau Istirahat
Yang namanya manusia pasti butuh istirahat, dong, karena lo gak di program untuk bekerja 24 jam setiap hari.
Namun, para hustler justru akan merasa bersalah kalau istirahat. Rasanya kok gak produktif banget, sih. Jadinya pas hari libur atau weekend, yang dimana seharusnya menjadi hari bahagia untuk menghabiskan waktu bersama teman dan orang tercinta justru jadi hari penuh kecemasan.
Rasanya otak gak bisa lepas dari kerjaan. Alhasil, liburan juga jadi gak nyaman. Belum lagi kalau buka Instagram dan ada teman yang lebih produktif.
Perasaan bersalah waktu istirahat bisa Lo kurangi dengan membatasi penggunaan ponsel, melakukan hal yang menyenangkan dengan orang kesayangan lo sampai lupa waktu, atau melakukan hobi Lo sendiri.
3. Punya Hubungan yang Berantakan
Kalau Lo gila kerja dan menempatkan kerjaan diatas segala-galanya, maka gak heran kalau lo akan jauh dari teman, keluarga, dan sahabat.
Waktu Lo udah keburu habis duluan karena Lo kerja tanpa ada batasan. Weekend pun jadi lewat gitu aja karena Lo pakai untuk bekerja.
Ingat-ingat lagi kapan terakhir kali Lo ngobrol atau ketemu sama temen Lo. Coba sisihin sedikit waktu untuk sekadar telepon atau hang out bareng keluarga atau teman.
4. Insomnia Karena Begadang Terus
Buat para hustler pasti udah gak asing sama yang namanya insomnia. Produktif itu harus, tapi jangan sampai ngorbanin jam tidur.
Jam tidur yang gak teratur bisa mempengaruhi performa kerja, emosional, dan fisik Lo juga. Jadi, percuma kalau kerja terus sampai gak tidur, tapi besoknya Lo kelelahan.
Kalau Lo udah merasa jam tidurnya mulai ngaco, jadi lebih pemarah, dan sering stress, mungkin sudah waktunya bagi lo untuk slow down.
Nah, kalau udah terjebak di hustle culture, gimana, sih, caranya buat lepas dari budaya toxic ini?
Dilansir dari Forbes, ini dia cara untuk keluar dari hustle culture
1. Mendefinisikan Ulang Makna Kesuksesan
Gue yakin banyak dari lo yang sering terjebak dalam ekspektasi orang tua, pasangan, atau teman. Lo mungkin ingin menyenangkan hati mereka, tapi jangan sampai lupa arti kesuksesan buat diri Lo sendiri.
Lo bisa mulai dengan tayakan beberapa pertanyaan ini ke diri sendiri:
- Arti kesuksesan buat lo itu apa, sih?
- Seperti apa dan bagaimana caranya supaya lo bisa menjalani hari-hari yang ideal menurut lo?
- Kehidupan seperti apa yang mau lo jalani?
2. Evaluasi Kebiasaan Lo
Ada beberapa orang yang lebih produktif di pagi hari, tapi ada juga yang lebih produktif di malam hari. Tantangannya adalah Lo harus mencari tahu waktu dimana Lo bisa bekerja paling produktif.
Oleh karena itu, mulai evaluasi kebiasaan Lo selama ini. Gimana rutinitas pagi Lo? Gimana cara kerja Lo waktu dikantor? Gimana rutinitas malam Lo. Pastikan semuanya seimbang dan Lo dapat waktu tidur yang cukup.
3. Beri Batasan yang Jelas Antara Kerja dan Istirahat
Lo wajib memberikan batasan waktu yang jelas, kapan Lo harus bekerja dan kapan lo harus istharat tanpa memikirkan kerjaan.
Mungkin hal ini akan terasa sulit, apalagi buat yang sedang WFH. Lo bisa mulai dengan memisahkan ruang kerja dan ruang tidur atau ruang bermain. Dengan begitu, otak lo juga akan terlatih untuk fokus ketika memasuki satu ruangan dan udah tahu pasti mau ngapain.
Itu dia beberapa ciri hustle culture dan cara keluar dari budaya ini. Apakah lo termasuk salah seorang hustler?
Lo harus mulai mulai mengenali diri Lo sendiri, dan kalau ternyata iya, maka Lo harus mencoba 3 cara diatas untuk keluar dari hustle culture.
Kerja keras itu harus, tapi jangan sampai Lo lupa kalau ada yang lebih penting, yaitu diri lo sendiri.