Manusia adalah makhluk sosial. Setiap hari pasti lo ketemu sama orang, ngobrol, dan berinteraksi dengan manusia lain. Tapi, ada satu fenomena di Jepang dimana mereka mengurung diri di kamar selama enak bulan, yaitu hikikomori.
Dilansir dari edition.cnn.com, sekarang hampir 1,5 juta masyarakat Jepang memilih untuk menarik diri dari masyarakat dan hidup tertutup di rumah.
Pemerintah mendefinisikan hikikomori sebagai orang yang telah mengisolasi diri setidaknya selama 6 bulan.
Beberapa dari mereka hanya keluar sesekali untuk membeli bahan makanan, bahkan ada yang gak keluar kamar sama sekali.
Hikikomori ada sejak tahun 1980-an. Beberapa dekade terakhir ini, fenomena hikikomori lebih memprihatinkan lagi, ditambah dengan pandemi Covid-19.
Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Anak dan Keluarga pemerintah pada bulan November, didapati bahwa sekitar 1,46 juta orang dari total populasi di Jepang menerapkan hikikomori.
Alasan umum yang sering didapati untuk melakukan hikikomori adalah kehamilan, kehilangan pekerjaan, sakit, pensiun, atau memiliki hubungan interpersonal yang buruk.
Tapi tetap aja, asalan utamanya adalah pandemi yang menjadi faktor signifikan mereka hidup secara tertutup dari manusia lain.
Faktor lain penyebab Hikikomori
Jepang adalah salah satu negara di Asia Timur yang cukup ketat perbatasannya waktu Covid-19 melanda, bahkan ketika negara lain sudah “hidup dengan Covid.”
Jepang baru membuka perbatasan pada bulan Oktober tahun lalu untuk para turis.
Diyakini juga kalau pandemi bisa memperparah masalah sosial yang sudah ada seperti kesepian, masalah ekonomi, KDRT, kekerasan pada anak, dan bunuh diri.
Hikikomori juga sering dianggap berasal dari masalah psikologis seperti depresi dan anxiety.
Beberapa faktor lainnya juga budaya kerja di Jepang yang keras.