Dewan Pengawas yang berkuasa di San Francisco telah memungut suara dan memilih memperbolehkan polisi untuk menggunakan robot pembunuh.
Robot tersebut dilengkapi bahan peledak yang bisa digunakan dalam keadaan ekstrim, seperti menembus ruangan yang keras dan berbahaya, seperti berisi senapan.
Seorang juru bicara polisi juga menyebutkan kalau robot ini bisa membingungkan, atau melumpuhkan penjahat yang bersenjata dan membahayakan nyawa seseorang.
Menurut laporan dari BBC, polisi kota, SFPD, mengatakan kalau saat ini mereka tidak mengoperasikan robot yang dilengkapi kekuatan mematikan.
Para pendukung penggunaan robot pembunuh beranggapan kalau ini hanya akan digunakan untuk situasi ekstrim.
Namun, para penentang mengatakan otoritas tersebut dapat mengarah pada militerisasi lebih lanjut dari kepolisian.
Langkah baru ini baru disahkan dengan amandemen pada hari Selasa yang menetapkan bahwa petugas hanya bisa menggunakan robot dengan kekuatan mematikan setelah menggunakan taktik de-eskalasi alternatif.
Taktik de-eskalasi adalah tindakan mengurangi konflik, mendinginkan atau menenangkan agar tidak berkelanjutan.
Dewan juga menetapkan kalau hanya sebagian kecil perwira yang punya akses untuk penggunaan robot pembunuh ini.
Sebelumnya, jenis robot serupa sudah digunakan di negara bagian Amerika Serikat.
Tahun 2016, polisi di Dallas, Texas, menggunakan robot yang dipersenjatai dengan bahan peledak C-4 untuk membunuh seorang penembak jitu yang telah membunuh dua petugas dan melukai beberapa lainnya.