Food For ThoughtsLifestyle

Insecure Tentang Badan? Kurangin Sosmed, Kata Penelitian

Siapa yang makin sering buka Instagram atau TikTok, jadi makin insecure atau punya body image yang jelek? Di era digital sekarang, sulit banget rasanya buat lepas dari teknologi, apalagi ponsel. Semua yang lo cari, dan butuhkan ada di dalamnya. Lo bisa melakukan banyak hal dengan satu perangkat doang.

Tapi seperti yang kita semua tau, teknologi yang diciptakan buat membantu manusia juga punya dampak buruknya juga kalau gak digunakan dengan bijak. Yang ada malah jadi bumerang.

Salah satu pengaruh buruk ponsel adalah sosial media yang bisa menyerang psikologis seseorang. Contohnya pandangan diri kita tentang body image atau citra tubuh kita sendiri.

insecure

Dilansir dari apa.org, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association mengungkapkan kalau remaja dan dewasa muda yang mengurangi penggunaan sosial media sebanyak 50% untuk beberapa minggu bisa memberikan peninkatan yang signidikan tentang gimana perasaan mereka terhadap berat badan dan penampilan keseluruhan diri mereka, dibandingkan mereka yang gak mengurangi penggunaan sosial media.

Gary Goldfield, PhD, dari Children’s Hospital of Eastern Ontario Research Institute, sang penulis utama mengatakan kalau masa remaja adalah masa yang rentan terhadap isu body image, eating disorders, ataupun penyakit mental.

Setiap hari kita menghabiskan berejam-jam berselancari di sosial media. Ada ratusan foto dan konten yang kita konsumsi setiap harinya. Termasuk foto-foto model, artis, atau selebritas yang kayaknya sempurna banget.

Semakin kita lihat, semakin kita banding-bandingin diri kita sama mereka, semakin gak puas kita dengan bentuk tubuh, berat badan, dan penampilan kita sendiri.

Untuk lebih memahami tentang efek pengurangan durasi bermain sosial media terhadap citra tubuh, Goldfield dan rekannya melakukan pilot study terhadap mahasiswa sarjana.

Beberapa di antara mereka diminta untuk membatasi penggunaan sosial media gak lebih dari 60 menit per hari, sementara yang lainnya gak dibatasi.

Hasilnya setelah 3 minggu, mereka yang mengakses sosial media kurang dari 60 menit dalam sehari menunjukkan peningkatan dalam bagaimana mereka memandang penampilan mereka secara keseluruhan.

Karena ukuran sampel yang kecil, para peneliti tidak dapat melakukan analisis yang berarti tentang pengaruh gender.

insecure

Eksperimen yang terbaru yang diterbitkan Psychology of Popular Media, melibatkan 220 remaja berusia 17-25 tahun (76% perempuan, 23% laki-laki, dan 1% lainnya), memperluas penelitian sebelumnya. 

Sebagai syarat, partisipan harus merupakan pengguna sosial media aktif, setidaknya 2 jam per hari, dan menunjukan tanda anxiety.

Setelah seminggu pertama, setengah partisipan diminta mengurangi penggunaan sosial media mereka.

Setelah 3 minggu, partisipan yang dibatasi penggunaan sosial medianya jadi 78 menit per hari, jika dibandingkan dengan yang rata-rata menggunakan media sosial 188 menit per hari, menunjukkan peningkatan yang signifikan tentang cara mereka memandang penampilan mereka. 

Jenis kelamin tampaknya tidak membuat perbedaan terhadap efeknya.

Kesimpulannya, mengurangi penggunaan sosial media menghasilkan peningkatan signifikan dalam cara kita memandang citra tubuh dan harga diri, terutama buat kalian yang aktif menggunakan sosmed.

Jadi, apakah lo berencana buat puasa sosial media?

Related posts
Lifestyle

Berikan Apresiasi Untuk Pelanggan Setia, CITILINK Bagikan Beragam Hadiah LinkMiles Festival

Food For Thoughts

Kenapa sih Orang Suka Gossip?

Food For Thoughts

Negativity Bias, Ketika Lo Cuma Fokus Sama Hal Negatif

Food For Thoughts

Anak Kedua Lebih Sering Jadi Pembuat Masalah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *